"Imajinasi Terlarang: Seruan Agama dan Medis atas Fantasi Sedarah"

Emosi dan Psikologi | 18 May 2025 | Athree | Dilihat 26x

Gambar Artikel

RumahPulih.com - Fantasi sedarah adalah ketertarikan atau bayangan seksual terhadap anggota keluarga kandung, seperti orang tua, saudara, atau anak. Meskipun terkadang hanya muncul dalam bentuk pikiran dan tidak diwujudkan secara nyata, hal ini tetap menjadi masalah serius dari sisi agama dan kesehatan mental. Dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai moral dan keagamaan seperti Indonesia, fenomena ini dipandang sebagai penyimpangan yang harus dicegah dan ditangani secara serius.

Perspektif Agama Islam

Dalam Islam, hubungan antara mahram (keluarga dekat yang haram dinikahi) dijaga dengan sangat ketat. Allah SWT secara tegas mengharamkan pernikahan dan hubungan seksual dengan mahram sebagaimana tercantum dalam Surah An-Nisa ayat 23:

“Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara perempuanmu…” (QS. An-Nisa: 23)”

Islam tidak hanya melarang perbuatan, tetapi juga melarang niat dan fantasi yang menyimpang. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah mencatat semua amal anak Adam; baik niat, pikiran, maupun perbuatannya...” (HR. Bukhari-Muslim)”

Fantasi sedarah, meski belum dilakukan secara nyata, jika terus dipelihara dan membangkitkan syahwat, termasuk bagian dari maksiat batin yang wajib dihindari. Selain itu, Islam memerintahkan umatnya menjaga iffah (kesucian diri) dan hurmatul usrah (kehormatan keluarga), sehingga setiap pikiran yang merusak relasi keluarga dianggap bertentangan dengan akhlak Islam.

Tinjauan dari Dunia Kesehatan

Iklan Tengah

Secara medis dan psikologis, fantasi sedarah bisa dikategorikan sebagai paraphilic disorder, yaitu bentuk gangguan dorongan seksual yang menyimpang. Jika seseorang terobsesi dengan fantasi ini hingga mengganggu aktivitas sehari-hari atau mendorong tindakan nyata, maka ini termasuk dalam gangguan kejiwaan yang perlu terapi profesional.

Dampak terhadap kesehatan mental sangat besar, baik bagi pelaku maupun korban (jika terjadi perbuatan incest). Pelaku dapat mengalami kecemasan, perasaan bersalah, atau ketergantungan terhadap fantasi tersebut. Sementara korban, terutama jika berusia anak-anak, sangat rentan mengalami trauma psikologis, PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), hingga gangguan kepercayaan diri dan relasi sosial.

Dari sisi biologis, hubungan seksual antar keluarga kandung yang menghasilkan keturunan berisiko tinggi memunculkan cacat genetik karena pewarisan gen resesif. Hal ini menjadi alasan ilmiah mengapa hubungan sedarah sangat berbahaya, tidak hanya secara moral tetapi juga kesehatan generasi berikutnya.

Kesimpulan

Fantasi sedarah adalah bentuk penyimpangan yang harus ditangani dengan pendekatan spiritual dan medis. Islam mengharamkan hubungan sedarah secara mutlak dan memperingatkan umat untuk menjaga kesucian pikiran dan keluarga. Dunia kesehatan melihatnya sebagai gangguan yang dapat merusak mental, merusak struktur keluarga, dan membahayakan keturunan.

Pencegahan dapat dilakukan melalui pendidikan agama sejak dini, bimbingan psikologis, dan kontrol akses terhadap konten seksual menyimpang. Apabila seseorang memiliki kecenderungan seperti ini, penting untuk segera mencari pertolongan dari ahli agama atau tenaga kesehatan mental.

#rumahpulih #paraphilicdisorder #paraphilic #kesehatanmental

Iklan / Sponsor
Iklan
Iklan 2
Iklan Mengambang