[Iklan Atas]

Cerita Kisah Ku (Anonim)


Kisah Ku

Aku ibu dari dua anak, dan anak sulungku, Dimas, baru berusia 11 tahun.

Dulu, dia anak yang ceria, suka menggambar, dan sering ikut bantu aku di dapur meski hanya mencuci piring plastik.

Tapi sejak pandemi dan belajar daring, semua berubah.

Waktu itu, kami terpaksa memberinya handphone agar bisa ikut sekolah online. Awalnya cuma 2 jam sehari. Tapi entah sejak kapan, ia mulai tidur larut karena main game, mulai memaki adiknya kalau diganggu, dan selalu murung kalau kuambil handphonenya.

Pernah suatu malam aku coba sembunyikan HP-nya.

Dia marah besar. Melempar barang, menjerit seperti bukan Dimas yang aku kenal. Aku duduk di lantai kamar menangis malam itu. Rasanya seperti kehilangan anak, padahal dia masih hidup dan ada di rumah — hanya raganya, bukan jiwanya.

Aku coba ajak ngobrol, jalan-jalan ke taman, bahkan daftar terapi di puskesmas, tapi selalu ada penolakan.

Sampai hari ini, aku masih berjuang.

Bukan hanya untuk menghentikan kebiasaan buruk, tapi mengembalikan Dimas yang dulu anak yang menatap mata ibunya dan mau bercerita.

Dikirim anonim pada 26 Jul 2025

❤️ 2 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Saya seorang ibu, usia 38 tahun, dengan tiga anak. Dulu, suami saya adalah sosok yang hangat dan bertanggung jawab. Kami tidak kaya, tapi cukup. Sampai akhirnya saya mulai mencium perubahan suami sering marah tanpa sebab, sering mengurung diri dengan ponsel, dan keuangan kami mulai berantakan.

Awalnya saya pikir ada masalah di tempat kerja. Tapi ternyata… dia kecanduan judi online.

Saya temukan riwayat transfer, pinjaman online, dan tanggungan utang yang dia sembunyikan. Bahkan uang belanja saya dipotong diam-diam. Puncaknya, listrik hampir diputus karena tagihan tak terbayar. Saat saya berusaha menegur, dia marah dan malah menyalahkan saya karena dianggap tidak memahami beban hidupnya.

Yang lebih menghancurkan, anak sulung saya yang masih SMP ikut-ikutan. Ternyata, dia melihat iklan judi online di game dan media sosial. Dia iseng ikut, dan ketagihan. Saat saya tanyakan, dia hanya bilang: “Biar bisa bantu Mama, biar nggak usah minta ke Ayah lagi.”

Hati saya hancur.

Saya merasa gagal sebagai istri dan ibu. Di rumah ini, yang dulu penuh canda, kini hanya ada ketegangan. Suami saya menutup diri, anak-anak kehilangan arah, dan saya… berdiri sendirian di antara reruntuhan yang saya tak tahu harus dari mana membangunnya lagi.

Dikirim anonim pada 26 Jul 2025

❤️ 0 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

[Iklan Tengah]



Ketika Cinta Menjadi Luka yang Tak Terlihat

Aku pernah berpikir bahwa cinta bisa menyembuhkan segalanya. Tapi belakangan, aku mulai ragu karena yang kurasakan justru luka yang semakin menganga.

Capek banget rasanya. Aku punya pasangan yang keras kepala, egois, selalu berpikir negatif, pemarah, sensitif luar biasa. Kata-katanya kasar, sering menyakitkan, dan setiap kali kami berselisih paham, dia selalu merasa paling benar. Setiap pembicaraan untuk mencari solusi, ujung-ujungnya hanya jadi pertengkaran baru.

Aku pernah mencoba diam, bukan karena mau menghukum dia, tapi karena aku kehabisan kata-kata. Tapi diamku itu justru dianggap sebagai sikap tak peduli. Dia bilang aku harusnya ngajak ngobrol dulu, nanyain dulu, perhatian dulu. Padahal, aku cuma sedang berusaha menjaga suasana agar tidak makin panas.

Aku bingung. Ini cinta atau luka?
Ini pasangan hidup, atau ujian hidup?

Aku sudah mencoba membicarakannya baik-baik, tapi tak pernah ada titik temu. Kalau dia sedang marah, suaranya meninggi, membentak, menggedor apa pun yang ada di depan mata. Pernah suatu kali, orang tuaku menegurnya karena sikapnya yang kasar dan tak sopan. Tapi bukannya introspeksi, dia justru semakin beringas, nunjuk-nunjuk, gebrak meja, mempermalukan kami semua di depan keluarga sendiri.

Ya Allah…
Aku malu setengah mati. Hatiku nyeri luar biasa.

Orang tuaku, yang dulu begitu melindungi, sekarang seperti sudah menyerah. Mereka ikut merasa tak berdaya, harga dirinya pun seolah diremukkan. Aku tak bisa membela mereka, karena aku sendiri sudah hancur dari dalam.

Apa ini bisa disebut hubungan yang toxic?

Aku gak tahu harus gimana lagi. Aku tahu hubungan itu butuh perjuangan, tapi kalau isinya cuma luka dan rasa takut… masihkah layak diperjuangkan?

Aku nggak minta yang sempurna. Aku cuma ingin bisa merasa aman. Tapi untuk jujur pada diriku sendiri saja, rasanya aku seperti dilarang.

Doaku sekarang bukan lagi agar dia berubah.
Doaku sekarang… adalah agar aku dikuatkan.

Karena kalau ini bukan cinta yang menumbuhkan, mungkin ini saatnya belajar melepaskan.

Dikirim anonim pada 17 Jul 2025

❤️ 2 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Berikut adalah 5 sebab pendidikan anak yang menyebabkan anak berperilaku salah didukung oleh hasil penelitian dari berbagai studi

1. Pola Asuh yang Tidak Konsisten

- Penelitian: Studi oleh Kocha?ska & Murray (2000) dalam Developmental Psychology menunjukkan bahwa inkonsistensi dalam disiplin (misalnya, orang tua terkadang mengabaikan aturan, terkadang menghukum) membuat anak sulit memahami norma sosial.

- Dampaknya adalah :
Anak cenderung menguji batasan dan menunjukkan perilaku impulsif atau agresif (Maccoby & Martin, 1983).

Dikirim anonim pada 27 Jun 2025

❤️ 3 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Jika anak sering tantrum atau sulit ditenangkan, evaluasi apakah ada penyebab khusus (stres, perubahan lingkungan, atau kebutuhan khusus). Konsultasi dengan psikolog anak bisa membantu jika diperlukan.

Semoga tips ini bermanfaat! ?

Dikirim anonim pada 26 Jun 2025

❤️ 0 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

5. Tetapkan Rutinitas
Anak merasa lebih aman jika punya jadwal teratur (waktu tidur, makan, bermain). Kejutan atau perubahan mendadak bisa memicu tantrum.

Dikirim anonim pada 26 Jun 2025

❤️ 0 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

4. Validasi Perasaannya
Jangan abaikan emosi anak.
Katakan:
- "Adek marah ya? Iya, Bunda ngerti."
- "Kakak sedih karena mainannya rusak?
Setelah emosinya diakui, anak biasanya lebih mudah diajak bekerja sama.

Dikirim anonim pada 26 Jun 2025

❤️ 0 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

3. Alihkan Perhatiannya
Ajak anak fokus pada hal lain,
seperti:
“Lihat, ada burung di luar!"
"Mau baca buku favoritmu?”
"Ayo main permainan sederhana
(tebak-tebakan, menghitung, dll.) "

Dikirim anonim pada 26 Jun 2025

❤️ 0 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

2. Berikan Pelukan atau Sentuhan Lembut
Sentuhan fisik seperti pelukan, usapan punggung, atau menggenggam tangan bisa memberi rasa aman dan nyaman, terutama untuk anak kecil.

Dikirim anonim pada 26 Jun 2025

❤️ 0 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Berikut beberapa tips untuk menenangkan anak yang bisa Anda coba, disesuaikan dengan usia dan situasinya:

1. Tetap Tenang dan Sabar
Anak mudah merasakan emosi orang tua. Jika Anda panik atau marah, mereka mungkin semakin rewel. Tarik napas dalam-dalam dan usahakan bicara dengan lembut.

Dikirim anonim pada 26 Jun 2025

❤️ 0 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Berikut beberapa tips untuk menenangkan anak yang bisa Anda coba, disesuaikan dengan usia dan situasinya:

1. Tetap Tenang dan Sabar
Anak mudah merasakan emosi orang tua. Jika Anda panik atau marah, mereka mungkin semakin rewel. Tarik napas dalam-dalam dan usahakan bicara dengan lembut.

2. Berikan Pelukan atau Sentuhan Lembut
Sentuhan fisik seperti pelukan, usapan punggung, atau menggenggam tangan bisa memberi rasa aman dan nyaman, terutama untuk anak kecil.

3. Alihkan Perhatiannya
Ajak anak fokus pada hal lain,
seperti:
“Lihat, ada burung di luar!"
"Mau baca buku favoritmu?”
"Ayo main permainan sederhana (tebak-tebakan, menghitung, dll.)."

4. Validasi Perasaannya
Jangan abaikan emosi anak.
Katakan:
- "Adek marah ya? Iya, Bunda ngerti."
- "Kakak sedih karena mainannya rusak?
Setelah emosinya diakui, anak biasanya lebih mudah diajak bekerja sama.

5. Tetapkan Rutinitas
Anak merasa lebih aman jika punya jadwal teratur (waktu tidur, makan, bermain). Kejutan atau perubahan mendadak bisa memicu tantrum.

Jika anak sering tantrum atau sulit ditenangkan, evaluasi apakah ada penyebab khusus (stres, perubahan lingkungan, atau kebutuhan khusus). Konsultasi dengan psikolog anak bisa membantu jika diperlukan.

Semoga tips ini bermanfaat! ?

#RumahPulih

Dikirim anonim pada 26 Jun 2025

❤️ 0 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

"Yang kamu butuhkan mungkin bukan solusi, tapi pelukan, atau seseorang yang mau mendengarkan."

Dikirim anonim pada 11 Jun 2025

❤️ 29 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Moms..Produk bayi apa yang worth it banget belinya? Pengen hemat tapi nggak mau salah pilih.. Please moms..

Dikirim anonim pada 10 Jun 2025

❤️ 41 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Kesimpulan:

Fantasi sedarah adalah sinyal adanya gangguan psikologis, trauma, atau kurangnya batasan dalam keluarga. Dari sisi agama Islam, baik perilaku maupun pikirannya harus dijauhi. Para ulama dan pakar menyarankan agar orang tua menjaga batas fisik dan privasi dengan anak-anak sejak usia dini, demi mencegah terjadinya pelanggaran yang lebih berat. Jika seseorang mengalami fantasi ini, jangan didiamkan, segera cari bantuan profesional dan perbanyak pendekatan spiritual.

Dikirim anonim pada 26 May 2025

❤️ 0 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Kapan Batasan Orang Tua Tidur dengan Anak?
Secara medis dan psikologis, banyak ahli menyarankan agar orang tua tidak lagi tidur satu ranjang dengan anak sejak usia 2–3 tahun untuk anak laki-laki, dan 5–6 tahun untuk anak perempuan. Dr. James McKenna, peneliti tidur anak, menekankan pentingnya batasan privasi sejak dini demi pembentukan identitas dan rasa aman anak.

Dikirim anonim pada 26 May 2025

❤️ 0 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Menurut Ustadz: Bagaimana dengan Fantasi Sedarah?
Dalam Islam, baik perbuatan incest maupun fantasinya dianggap sangat dilarang. Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32)

Meski ayat ini tidak menyebut incest secara eksplisit, para ulama sepakat bahwa zina sedarah lebih berat dosanya. Menurut Ustadz Adi Hidayat, fantasi sedarah termasuk dalam was-was syaitan yang harus segera dilawan dengan istighfar, memperbanyak ibadah, dan menghindari hal-hal pemicu, seperti konten pornografi atau interaksi fisik yang tidak sesuai antara keluarga.

Dikirim anonim pada 26 May 2025

❤️ 2 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Apa Maksud Fantasi Sedarah?
Secara psikologis, fantasi sedarah bisa muncul karena berbagai alasan seperti trauma masa kecil, kurangnya batasan yang sehat dalam keluarga, atau paparan pornografi ekstrim.

Dikirim anonim pada 26 May 2025

❤️ 1 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Apa itu Fantasi Sedarah?
Fantasi sedarah adalah bentuk fantasi seksual yang melibatkan anggota keluarga kandung, seperti orang tua dan anak, saudara kandung, atau kerabat dekat lainnya. Ini termasuk dalam kategori incestuous fantasy. Meskipun hanya terjadi dalam pikiran, hal ini sering dianggap tabu secara sosial, moral, psikologis, dan agama.

Dikirim anonim pada 26 May 2025

❤️ 1 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

5. Psikoterapi – Terapi yang menggunakan teknik psikologis untuk mengobati gangguan mental.

Dikirim anonim pada 22 May 2025

❤️ 4 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

4. Konseling adalah Proses berbicara dengan profesional untuk mengatasi masalah psikologis.

Dikirim anonim pada 22 May 2025

❤️ 4 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

3. Stigma yaitu Pandangan negatif terhadap orang dengan gangguan mental.

Dikirim anonim pada 22 May 2025

❤️ 1 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

2. Gangguan Mental adalah Kondisi yang memengaruhi suasana hati, cara berpikir, dan perilaku seseorang.

Dikirim anonim pada 22 May 2025

❤️ 2 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

1. Kesehatan Mental adalah Kondisi kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial seseorang.

Dikirim anonim pada 22 May 2025

❤️ 9 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Sejak usia berapa anak boleh diajarkan disiplin?

Dikirim anonim pada 20 May 2025

❤️ 4 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Apakah memarahi anak itu salah?

Dikirim anonim pada 20 May 2025

❤️ 2 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Bagaimana cara menghadapi anak yang tantrum di tempat umum?

Dikirim anonim pada 20 May 2025

❤️ 13 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Apakah stres dan depresi itu sama?

Dikirim anonim pada 17 May 2025

❤️ 3 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Apa saja tanda-tanda seseorang mengalami masalah kesehatan mental?

Dikirim anonim pada 17 May 2025

❤️ 2 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Apa itu kesehatan mental?

Dikirim anonim pada 17 May 2025

❤️ 5 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

a

Dikirim anonim pada 17 May 2025

❤️ 1 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Apakah bener balita yang telat bicara pasti karena terlalu banyak nonton TV atau main gadget bun?

Dikirim anonim pada 16 May 2025

❤️ 1 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Bener ga kalau anak jalan jinjit, pasti bakal tumbuh tinggi?

Dikirim anonim pada 16 May 2025

❤️ 5 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Eh bund apakah mitos Balita tidur siang terlalu lama, malamnya susah tidur bun?

Dikirim anonim pada 16 May 2025

❤️ 3 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Bagaimana jika anak sering berbohong?

Dikirim anonim pada 15 May 2025

❤️ 2 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Apakah anak boleh tidur bersama orang tua?

Dikirim anonim pada 15 May 2025

❤️ 13 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak?

Dikirim anonim pada 15 May 2025

❤️ 3 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Apakah boleh memberikan gadget pada anak usia di bawah 5 tahun?

Dikirim anonim pada 14 May 2025

❤️ 7 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Bagaimana cara menghadapi anak yang tantrum di tempat umum?

Dikirim anonim pada 14 May 2025

❤️ 8 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Apa waktu terbaik mengenalkan disiplin pada anak?

Dikirim anonim pada 14 May 2025

❤️ 6 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

Emosi adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Memahaminya membantu kita menjadi pribadi yang lebih sadar diri, empatik, dan dewasa dalam bertindak. Dengan belajar mengelola emosi, kita tidak hanya menjaga kesehatan mental tetapi juga memperkuat hubungan sosial dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Dikirim anonim pada 12 May 2025

❤️ 18 Like • 💬 0 Komentar

Belum ada komentar.

[Iklan Bawah]

[Iklan Samping]