Kalimat Ajaib yang Menenangkan Anak Tanpa Marah

Pengasuhan_Positif | 17 Jun 2025 | Athree | Dilihat 13x

Gambar Artikel

RumahPulih.com – Media Edukasi & Empati untuk Orang Tua


Pernahkah kamu merasa kehabisan kesabaran saat anak rewel, tantrum, atau tidak mendengarkanmu? Sebagai orang tua, kita tentu ingin menjadi sosok yang sabar dan penuh kasih, tapi kenyataannya lelah, stres, dan tekanan bisa membuat kita meledak.


Namun, tahukah kamu bahwa cara kita merespons anak saat mereka emosi justru membentuk fondasi hubungan jangka panjang dengan mereka? Penelitian menunjukkan bahwa respons orang tua yang penuh empati dan validasi bisa membantu anak membentuk emotional regulation yang sehat.


Anak tidak butuh orang tua yang sempurna. Anak butuh orang tua yang hadir, sadar, dan mampu menunjukkan cinta bahkan di tengah kekacauan. Salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk menenangkan anak adalah melalui kata-kata. Bukan kata-kata yang keras, tapi kata-kata yang penuh kasih.


Berikut ini adalah 3 kalimat sederhana namun “ajaib” yang bisa kamu gunakan untuk membantu anak menenangkan diri tanpa harus memarahi mereka.


1. “Aku tahu kamu sedang merasa marah/sedih, nggak apa-apa kok.”


Kalimat ini adalah bentuk validasi emosi. Saat anak menangis, marah, atau frustrasi, sering kali mereka tidak butuh solusi, mereka butuh diterima.


Banyak dari kita tumbuh dengan pemahaman bahwa marah atau menangis itu buruk, padahal emosi adalah bagian alami dari manusia. Dengan berkata “nggak apa-apa kok”, kita mengirimkan pesan bahwa perasaannya diterima dan dimengerti.


Contoh penggunaan:

"Kamu sedih karena mainannya rusak ya? Aku tahu itu bikin kesal. Nggak apa-apa kok merasa sedih.”


2. “Mama/Papa di sini, kamu nggak sendirian.”


Anak yang sedang mengalami emosi besar sering merasa sendiri, bahkan takut. Ketika orang tua hadir secara emosional, mereka merasa aman. Kalimat ini adalah bentuk kehadiran yang menguatkan.


Kehadiran bukan hanya fisik, tapi juga batin. Dengan menunjukkan bahwa kamu ada di sisinya tanpa menghakimi, tanpa mendikte, kamu menjadi pelindung yang membuat anak merasa cukup kuat untuk menghadapi emosinya.


Contoh penggunaan:

Iklan Tengah

"Kalau kamu mau peluk, Mama di sini. Kita bisa tenangin bareng-bareng ya.”


3. “Kita bisa cari jalan keluarnya bareng, ya?”


Kalimat ini mengajarkan anak bahwa setiap masalah bisa diselesaikan, dan mereka tidak harus menanggungnya sendiri. Ini adalah bentuk kolaborasi dan pemberdayaan.


Anak belajar bahwa ia punya kendali, tapi juga punya tempat untuk bersandar. Ini membantu membangun rasa percaya diri dan rasa aman, sekaligus memperkuat hubungan orang tua dan anak.


? Contoh penggunaan:

"Mainannya rusak, ya? Sayang banget. Kita bisa cari cara benerinnya bareng, mau coba?”


Kenapa Kalimat Ini Penting?


Menurut Dr. Dan Siegel, penulis The Whole-Brain Child, sambungan emosi antara anak dan orang tua adalah kunci dari pembentukan otak sosial dan emosional yang sehat. Anak yang merasa dimengerti akan lebih mudah belajar mengelola emosi dan membangun hubungan sehat dengan orang lain.


Sebaliknya, anak yang sering dimarahi atau diabaikan emosinya, cenderung menekan perasaan atau meledak tanpa kontrol. Maka, kata-kata yang kita pilih setiap hari punya kekuatan luar biasa dalam membentuk masa depan emosional anak.



Penutup:


Menjadi orang tua bukan soal menjadi sempurna, tapi soal terus belajar merespons dengan cinta. Tiga kalimat ini bukan mantra, tapi jembatan menuju hubungan yang lebih hangat dan aman dengan anakmu.


Cobalah gunakan hari ini. Dengarkan respon anakmu. Dan rasakan perbedaan saat kamu hadir dengan empati, bukan emosi.


#rumahpulih #parenting #polaasuhpositif #tantrum

Iklan / Sponsor
Iklan
Iklan 2
Iklan Mengambang