Cara Menjaga Kesehatan Mental Orang Tua di Tengah Rutinitas
Emosi dan Psikologi | 22 Jun 2025 | Athree | Dilihat 7x

RumahPulih.com – Menjadi orang tua bukan tugas yang ringan. Setiap hari dihadapkan pada rutinitas yang sama: membangunkan anak, menyiapkan makanan, menghadapi drama tantrum, pekerjaan rumah, belum lagi tekanan finansial dan sosial.
Lelah? Pasti.
Ingin menyerah? Kadang.
Tapi banyak orang tua menekan perasaannya karena merasa “tidak boleh lemah”.
Padahal, anak tidak hanya butuh orang tua yang sempurna. Anak butuh orang tua yang sehat secara emosional.
Penelitian: Kesehatan Mental Orang Tua Berpengaruh Langsung pada Anak
Studi dari Harvard Center on the Developing Child menunjukkan bahwa stres kronis dan kelelahan emosional orang tua dapat berdampak pada perkembangan otak dan emosi anak.
Penelitian lain dari Journal of Marriage and Family menemukan bahwa anak-anak dari orang tua yang rentan cemas, mudah marah, dan burnout lebih cenderung mengalami gangguan perilaku dan kesulitan regulasi emosi.
Artinya, saat kita tidak menjaga diri sendiri, anak ikut terkena dampaknya.
Mengapa Orang Tua Sering Mengabaikan Kesehatan Mental?
Fokus pada anak dan lupa pada diri sendiri
Merasa bersalah jika beristirahat
Tekanan sosial: “Ibu harus kuat”, “Ayah tidak boleh mengeluh”
Tidak mengenali tanda-tanda kelelahan mental
Padahal, kelelahan emosional bisa muncul dalam bentuk:
Mudah marah terhadap hal sepele
Merasa lelah terus-menerus
Menjauh dari pasangan dan anak
Tidak menikmati hari-hari meskipun semuanya “baik-baik saja”
Pandangan Islam: Merawat Diri Adalah Bagian dari Amanah
Rasulullah ? adalah sosok yang tetap menjaga waktu istirahat, menyendiri untuk bermuhasabah, bahkan tertawa dan bercanda bersama keluarga. Ini menunjukkan bahwa kesehatan jiwa bukan kemewahan, tapi kebutuhan.
Solusi Praktis: Merawat Diri Agar Bisa Merawat Anak
Jangan lupakan waktu untuk diri sendiri.

Sediakan waktu 10–15 menit per hari untuk melakukan hal yang membuatmu tenang (membaca Qur'an, journaling, minum teh hangat, mendengarkan nasyid atau murotal).
Katakan “tidak” jika memang butuh istirahat.
Tidak semua permintaan harus dipenuhi. Memiliki batasan bukan berarti egois.
Libatkan pasangan atau keluarga.
Beban rumah tangga bukan hanya tanggung jawab satu orang.
Luapkan emosi dengan sehat.
Tulis, curhat pada sahabat yang suportif, atau konsultasi ke psikolog.
Bangun spiritualitas sebagai sumber energi batin.
Jadikan doa, shalat malam, dan dzikir sebagai tempat istirahat jiwa.
Penutup: Tenang Bukan Berarti Diam, Tapi Stabil
Menjadi orang tua yang tenang bukan berarti tidak pernah marah, tapi tahu bagaimana mengelola emosi dan tahu kapan harus berhenti untuk menyembuhkan diri.
Anak tidak butuh orang tua yang sempurna.
Anak butuh orang tua yang hadir secara fisik dan batin.
#RumahPulih #ParentingSehat #MentalHealthOrangTua #OrangTuaTenangAnakTenang #KesehatanMentalKeluarga #ParentingDenganHati #JagaDiriJagaAnak
Iklan / Sponsor


