Anak Tantrum Usia 3 Tahun? Ini 7 Strategi Jitu Berdasarkan Riset

Perilaku_Anak | 06 Jul 2025 | Raze | Dilihat 4x

Gambar Artikel

RumahPulih.com – "Setiap hari seperti perang," mungkin inilah yang seperti dikeluh ibu muda ketika putrinya menjerit-jerit di supermarket karena tak dibelikan coklat. Sampai dilempar-lempar barang belanjaan, semua orang memandang sinis.

Jika hal ini terjadi, Anda mungkin malu sekaligus bingung harus bagaimana.


Anda pernah mengalami hal serupa? Tenang, Anda tidak sendirian. Berdasarkan penelitian University of Minnesota, 87% anak usia 2-4 tahun mengalami tantrum setidaknya 1x seminggu.

Tapi tahukah Anda?

Respons orang tua menentukan apakah fase ini akan cepat berlalu atau justru berkembang jadi masalah perilaku serius.


Mengapa Anak Usia 3 Tahun Sering Tantrum?


Fakta Neurologis yang Mengejutkan

Otak prefrontal cortex (pengendali emosi) anak 3 tahun baru berkembang 20% seperti orang dewasa. Sementara, amygdala (pusat emosi primitif) sudah sangat aktif. Ini seperti menyetir mobil dengan rem sepeda!


Setidaknya ada 3 Pemicu Utama (Berdasarkan Studi Yale Child Study Center) anak usia 3 tahun sering tantrum:

Fisik: Lelah, lapar, atau sakit (misal: tumbuh gigi)

Emosional: Frustrasi tak bisa ekspresikan keinginan

Lingkungan: Transisi tiba-tiba (dari bermain ke mandi)


Misalnya jika kita tarik pada kasus nyata, Bayu (3,5 tahun) tiba-tiba menjerit dan memukul ibunya saat diminta mandi. Setelah dianalisis, ternyata ini terjadi karena ia sedang asyik main mobil-mobilan. Solusinya? Ibu mulai memberi "warning" 5 menit sebelumnya sambil tunjukkan jam: "Nanti jarum panjang sampai angka 6, kita mandi ya!"


7 Solusi Berbasis Bukti dan Cara Penerapannya


Teknik "Naming the Demon" (Psikolog Dr. Dan Siegel)

Riset Membuktikan: Memberi nama emosi mengurangi intensitas aktivitas amygdala hingga 40%.

Cara penerapannya dapat dilakukan:

Saat anak mengamuk, katakan: "Wah, si Marah Besar datang ya? Ayo kita usir pelan-pelan!"

Hal ini biasanya berhasil jika konsisten dipraktekkan, misalnya yang tadinya si anak tantrum bisa 30 menit, kini berkurang jadi 5 menit setelah dua minggu menerapkannya.


"Choice Architecture" (Harvard Parenting Study)

Anak usia 3 tahun butuh rasa kontrol. Beri 2 pilihan sederhana untuk menghindari power struggle.

Contoh:

Jangan katakan, "Ayo mandi!" dengan nada tinggi. Namun ubah menjadi, "Kamu mau mandi pakai gelembung atau mainan bebek dulu?"

Hal ini terbukti 76% lebih efektif menurut penelitian


"Time-In" vs Time-Out (Meta-analisis Journal of Child Psychology)

Fakta Menarik: Time-out justru meningkatkan agresi pada 30% anak. Ganti dengan "time-in":

Peluk erat (deep pressure) sambil bernapas bersama

Gunakan bahasa tubuh: "Ibu di sini. Kalau sudah tenang, kita bicara."

Menurut laporan ibu yang menerapkan cara ini selama 1 bulan dalam mengatasi anak tantrum usia 3 tahun mengalami penurunan 60% frekuensi tantrum.


Iklan Tengah

"Emotion Thermometer" (Terapi CBT Anak)

Bantu anak mengenali level emosi dengan alat visual:

Misalnya Anda bisa menggambarkan termometer dengan bar dari 1-5. Ajarkan pada anak

1 = Senang

3 = Mulai kesal

5 = Ledakan

Jika Anda menerapkan hal ini, anak bisa mengenali tingkat emosinya dan bisa bilang: "Papa, aku sudah angka 4. Aku butuh pelukan!"


"Tantrum First Aid Kit"

Siapkan kotak berisi:

Bola stres

Gelang chewable (untuk anak yang suka gigit)

Botol sensori (air+glitter)

Headphone peredam suara

Anak yang sedang tantrum, bisa langsung fokus memencet bola dan tenang dalam 3 menit.


"The Pause Technique" (Penelitian Parent-Child Interaction Therapy)

Cara mengatasi anak tantrum usia 3 tahun selanjutnya adalah dengan menunggu 7-10 detik sebelum merespons memberi waktu bagi otak anak untuk "reboot".

Berikut ini langkah-langkahnya:

Diam, jaga ekspresi netral

Hitung mental sampai 10

Baru beri respon

Teknik ini dapat mengurangi durasi tantrum rata-rata 42%.


7. "Rewire dengan Cerita" (Berdasarkan Narrative Therapy)

Buat cerita sosial tentang tokoh yang belajar mengendalikan emosi. Misalnya:

"Ada seekor kelinci kecil bernama Momo. Suatu hari, Momo sangat marah karena adiknya merusak istananya..."

Anak-anak yang dibacakan cerita semacam ini 3x seminggu menunjukkan kemampuan regulasi emosi 2x lebih baik dalam 8 minggu.


Kapan Harus Khawatir?

Menurut DSM-5, konsultasi profesional diperlukan jika:

Tantrum berlangsung >25 menit

Disertai menyakiti diri sendiri/orang lain

Terjadi >10x/hari


Kesimpulan

Tantrum anak 3 tahun adalah kesempatan emas mengajarkan kecerdasan emosional. Dengan pendekatan berbasis riset ini, Anda bukan hanya mengatasi ledakan saat ini, tapi membentuk anak yang resilient di masa depan.

Silakan coba dulu 1 teknik selama 1 minggu, lalu catat progresnya! Selamat mencoba, semoga berhasil!

Iklan / Sponsor
Iklan
Iklan 2
Iklan Mengambang