Kekeliruan Mendidik Anak dengan Cara Zaman Dulu
Pengasuhan_Positif | 17 Jul 2025 | Athree | Dilihat 9x

RumahPulih.com - Pola asuh orang tua dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan. Namun, tidak semua metode yang diwariskan dari generasi sebelumnya masih relevan dengan kebutuhan perkembangan anak masa kini. Banyak orang tua zaman dulu mendidik anak dengan pendekatan yang keras, otoriter, dan minim komunikasi emosional, karena itulah yang mereka alami pula dari orang tua mereka. Sayangnya, cara ini justru menyisakan luka psikologis dan berdampak panjang pada karakter anak saat dewasa.
Di era modern ini, pemahaman tentang perkembangan psikologis anak semakin maju. Ilmu parenting telah menunjukkan bahwa pendekatan yang terlalu disiplin tanpa empati atau minim validasi emosi dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental anak.
Penelitian
Menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics, anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan otoriter cenderung mengalami gangguan kecemasan, rendah diri, dan kesulitan membangun hubungan sosial yang sehat. Studi ini juga menemukan bahwa kekerasan verbal, seperti membentak atau meremehkan anak, dapat memicu stres kronis dan penurunan fungsi kognitif.
Penelitian dari Universitas Harvard mengungkapkan bahwa otak anak sangat rentan terhadap stres emosional di masa kecil. Ketika anak sering mendapat hukuman fisik atau tekanan tanpa penjelasan, bagian otak yang berfungsi untuk mengatur emosi dan belajar bisa terganggu. Ini menjelaskan mengapa anak yang dibesarkan dengan cara lama sering kali tumbuh menjadi dewasa yang penuh ketakutan, sulit percaya diri, atau bahkan menjadi orang tua yang mengulang pola salah yang sama.
Solusi
Mendidik anak di era sekarang membutuhkan pemahaman yang lebih dalam, empati, dan komunikasi dua arah. Beberapa solusi yang bisa diterapkan antara lain:
Ganti hukuman dengan konsekuensi yang masuk akal
Alih-alih menghukum anak karena kesalahan, berikan konsekuensi yang berkaitan langsung dengan tindakan mereka. Misalnya, jika mereka menumpahkan air, minta mereka membersihkannya. Ini membangun tanggung jawab, bukan rasa takut.
Validasi emosi anak
Dengarkan perasaan mereka. Saat anak menangis atau marah, jangan langsung menyuruh mereka diam. Katakan, "Ibu tahu kamu sedang marah, boleh cerita?" Ini mengajarkan anak bahwa perasaan mereka diterima.

Bangun komunikasi positif
Gunakan kata-kata yang membangun, bukan menyudutkan. Hindari kalimat seperti “Kamu bodoh!” atau “Lihat tuh anak lain!” Gantilah dengan kalimat seperti, “Ibu tahu kamu bisa belajar lebih baik, yuk kita coba lagi.”
Edukasi orang tua
Banyak orang tua masih menganggap cara lama adalah satu-satunya cara mendidik. Padahal, mengikuti seminar parenting, membaca buku, atau berkonsultasi dengan psikolog anak bisa membuka wawasan tentang pola asuh yang lebih sehat dan sesuai zaman.
Penutup
Mengakui bahwa metode pengasuhan zaman dulu memiliki kekeliruan bukan berarti menyalahkan generasi sebelumnya. Justru, dari kesadaran inilah kita bisa tumbuh menjadi orang tua yang lebih sadar dan bertanggung jawab secara emosional. Anak-anak hari ini adalah pemimpin masa depan, dan kualitas kepemimpinan mereka dimulai dari rumah dari pola asuh yang penuh kasih, pengertian, dan penghormatan terhadap martabat mereka sebagai manusia seutuhnya.
#rumahpulih #polaasuhpositif
Iklan / Sponsor


