Apa Itu Luka Pengasuhan?
Emosi_dan_Psikologi | 15 Jun 2025 | Athree | Dilihat 15x

Rumahpulih.com - Setiap orang membawa jejak masa kecil dalam dirinya baik yang indah maupun yang menyakitkan. Namun, tidak semua luka masa kecil terlihat. Ada luka yang tak berdarah, tak berbekas secara fisik, tapi mengakar dalam luka pengasuhan.
Luka yang Tak Terlihat, Tapi Terasa
Luka pengasuhan adalah luka emosional yang terbentuk akibat pola asuh orang tua atau pengasuh utama di masa kecil. Luka ini bisa muncul karena:
Kekerasan verbal atau fisik
Diabaikan secara emosional
Dituntut berlebihan
Tidak dihargai atau dianggap tidak cukup
Selalu dibandingkan dengan orang lain
Tidak pernah didengarkan atau dimengerti
Yang sering membuat luka ini semakin dalam adalah ketidaksadaran orang tua bahwa apa yang mereka lakukan menyakitkan. Kalimat seperti “Itu demi kebaikanmu” atau “Kami dulu lebih susah” seringkali jadi pembenaran atas tindakan yang sebenarnya melukai.
Bentuk Luka Pengasuhan
Setiap anak memiliki sensitivitas yang berbeda. Tapi beberapa pola umum luka pengasuhan yang sering terjadi antara lain:
1. Merasa Tidak Pernah Cukup
Anak yang selalu dibandingkan atau dikritik bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang perfeksionis, sulit mencintai diri sendiri, dan takut gagal.
2. Takut Mengungkapkan Emosi
Jika dulu setiap kali menangis malah dimarahi, anak bisa tumbuh jadi pribadi yang memendam emosi, tak bisa menangis, bahkan merasa bersalah saat merasa sedih.
3. Sulit Mempercayai Orang Lain
Anak yang dikhianati kepercayaannya oleh orang tua (dengan dijadikan bahan olok-olok, misalnya) bisa kesulitan membangun hubungan yang sehat saat dewasa.
4. Menjadi Orang Tua yang Terluka
Tanpa disadari, luka ini bisa diteruskan ke anak berikutnya. Pola asuh yang keras, cuek, atau penuh tuntutan seringkali berulang dari generasi ke generasi.

Penelitian Mendukung Fakta Ini
Menurut penelitian oleh Harvard University’s Center on the Developing Child, pengalaman pengasuhan yang buruk di masa kecil meningkatkan risiko gangguan mental dan emosional di usia dewasa, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan hubungan sosial.
Sementara itu, studi ACEs (Adverse Childhood Experiences) menunjukkan bahwa pengalaman traumatis sejak kecil berdampak besar pada kesehatan mental, fisik, dan kemampuan sosial seseorang saat dewasa.
Itulah mengapa, mengenali luka pengasuhan adalah langkah awal yang sangat penting untuk penyembuhan.
Luka yang Tak Perlu Disalahkan, Tapi Perlu Dipulihkan
Mengenali luka bukan berarti menyalahkan orang tua. Banyak dari mereka yang juga membawa luka yang tak sempat dipulihkan. Tapi menyadari luka adalah tanggung jawab diri sendiri agar tidak meneruskan pola yang sama.
Pulih bukan soal menyalahkan masa lalu, tapi memilih untuk tidak mengulangnya.
Bagaimana Cara Mulai Pulih?
1. Sadari dan Akui
Akui bahwa kamu terluka. Tidak ada yang salah dengan perasaanmu. Kamu berhak merasakannya.
2. Menulis dan Merefleksi
Tuliskan pengalaman masa kecilmu. Mana yang terasa menyakitkan? Apa dampaknya sekarang?
3. Berani Bicara dan Minta Dukungan
Cari teman bicara, komunitas suportif, atau konselor. Kamu tidak harus melalui proses ini sendirian.
4. Berikan Apa yang Dulu Tidak Kamu Dapatkan
Jika kamu tidak pernah dipeluk, peluklah anakmu sekarang. Jika kamu dulu tak pernah dipuji, mulailah mengapresiasi anak-anakmu.
Luka pengasuhan bukan akhir dari cerita. Itu bisa menjadi titik balik untuk membangun pola baru yang lebih sehat dan penuh cinta. Setiap langkah kecil menuju penyembuhan, sekecil apa pun, adalah bentuk keberanian luar biasa.
Ingat: kamu bukan luka yang kamu terima.
Kamu adalah pribadi yang sedang bertumbuh dan kamu layak pulih.
Jika artikel ini menyentuh hatimu, bagikan ke teman atau saudaramu.
Karena pulih itu berawal dari sadar, dan bersama kita bisa lebih kuat.
#RumahPulih #LukaPengasuhan #HealingParenting #PulihTanpaMenyalahkan
Iklan / Sponsor


