Kesalahan Umum dalam Pola Asuh Generasi Sebelumnya

Pengasuhan_Positif | 14 Jul 2025 | Athree | Dilihat 13x

Gambar Artikel

RumahPulih.com - Pola asuh orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter, emosi, dan cara anak berinteraksi dengan dunia. Namun, tidak semua pola asuh yang diwariskan dari generasi ke generasi terbukti tepat atau sesuai dengan perkembangan ilmu psikologi anak. Generasi sebelumnya, meskipun penuh niat baik, sering kali mengandalkan cara-cara pengasuhan yang keras, otoriter, dan minim empati. Sayangnya, sebagian dari pendekatan ini justru meninggalkan luka batin yang baru terasa dampaknya ketika anak tumbuh dewasa.

Artikel ini akan membahas beberapa kesalahan umum dalam pola asuh generasi sebelumnya, berdasarkan temuan ilmiah dan wawasan psikologis, serta menawarkan solusi alternatif yang lebih sehat untuk generasi masa kini.

Penelitian dan Fakta Psikologis

Pola Asuh Otoriter dan Kekerasan Verbal/Fisik

Menurut penelitian dari Baumrind (1967), pola asuh Otoriter yang menekankan ketaatan mutlak tanpa ruang dialog cenderung menghasilkan anak-anak yang taat secara lahiriah, namun memiliki kecemasan tinggi, harga diri rendah, dan kesulitan membuat keputusan. Sayangnya, pola ini lazim dalam pengasuhan generasi sebelumnya, yang menganggap "anak harus takut orang tua."



Mengabaikan Kesehatan Emosional

Generasi terdahulu lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan fisik ketimbang emosional. Banyak orang tua menganggap ekspresi emosi sebagai tanda kelemahan, baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Penelitian oleh John Gottman menunjukkan bahwa pengabaian emosi anak termasuk memarahi saat menangis bisa menghambat perkembangan empati dan kecerdasan emosional.



Labeling dan Perbandingan Negatif

Kalimat seperti "Lihat tuh si A, nilainya bagus" atau "Kamu memang pemalas dari dulu" sering kali diucapkan dengan harapan memotivasi. Namun, menurut studi dari American Academy of Pediatrics (AAP), labeling negatif dan perbandingan justru menurunkan motivasi intrinsik anak dan membentuk identitas negatif dalam diri mereka.



Tidak Melibatkan Anak dalam Pengambilan Keputusan

Anak-anak sering tidak diberi kesempatan untuk menyuarakan pendapat, karena dianggap belum cukup tahu. Padahal, menurut teori perkembangan kognitif Jean Piaget, melibatkan anak dalam diskusi sejak dini membantu mereka belajar berpikir kritis, mandiri, dan bertanggung jawab.

Solusi dan Pendekatan Pola Asuh Positif

Menggantikan Kekerasan dengan Koneksi Emosional

Disiplin bukan berarti hukuman. Orang tua masa kini bisa mengganti hukuman fisik dengan pendekatan komunikasi, batasan yang jelas, dan empati. Misalnya, alih-alih memukul saat anak salah, bisa dikatakan, “Aku tahu kamu kecewa, tapi marah bukan cara yang tepat.”


Iklan Tengah


Menumbuhkan Kecerdasan Emosional Anak

Beri ruang untuk anak mengekspresikan emosinya. Tunjukkan bahwa menangis itu tidak apa-apa, dan ajarkan mereka menamai perasaan mereka. Ini membentuk regulasi emosi yang lebih baik saat dewasa.



Fokus pada Apresiasi, Bukan Perbandingan

Gantilah kalimat membandingkan dengan afirmasi spesifik. Misalnya, “Aku bangga kamu sudah berusaha keras mengerjakan PR-mu,” daripada “Kenapa kamu gak bisa seperti kakakmu?”



Membangun Hubungan yang Setara

Ajak anak berdiskusi, beri pilihan, dan dengarkan pendapat mereka. Pola asuh demokratis yang menyeimbangkan batasan dan kebebasan terbukti membentuk anak yang percaya diri dan bertanggung jawab.



Penutup

Tidak ada orang tua yang sempurna, dan generasi terdahulu melakukan yang terbaik dengan pengetahuan yang mereka miliki saat itu. Namun, seiring berkembangnya ilmu dan pemahaman tentang tumbuh kembang anak, kita punya tanggung jawab untuk memperbaiki pola-pola lama yang terbukti tidak efektif bahkan merugikan.

Mengubah pola asuh bukan berarti menyalahkan orang tua kita, melainkan melanjutkan perjuangan mereka dengan cara yang lebih sadar dan penuh cinta. Anak-anak hari ini akan menjadi orang tua masa depan. Maka, mari kita wariskan pola asuh yang lebih sehat, empatik, dan penuh hormat pada kemanusiaan mereka.


#PolaAsuhDenganCinta

#AnakButuhDidengar

#ParentingBerdasarkanIlmu

#RumahPulih

Iklan / Sponsor
Iklan
Iklan 2
Iklan Mengambang