Pola Asuh yang Diwariskan Tanpa Evaluasi Ilmiah
Pengasuhan_Positif | 18 Jul 2025 | Athree | Dilihat 15x

RumahPulih.com - Pola asuh anak merupakan warisan sosial yang kerap diteruskan dari generasi ke generasi. Banyak orang tua saat ini mendidik anak sebagaimana mereka dulu dididik oleh orang tuanya, tanpa mempertanyakan apakah metode tersebut masih relevan atau sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan psikologis anak masa kini. Dalam budaya timur, khususnya, pola asuh sering kali dianggap sakral tidak boleh digugat karena berasal dari "orang tua dulu" yang dianggap lebih baik. Namun, apakah semua pola asuh tersebut terbukti efektif dan sehat secara ilmiah?
Penelitian
Penelitian dalam bidang psikologi perkembangan anak menunjukkan bahwa tidak semua pola asuh tradisional berdampak positif. Menurut Baumrind (1966), terdapat beberapa tipe pola asuh, dan pola asuh otoriter yang banyak dipraktekkan secara turun-temurun sering dikaitkan dengan tingkat kecemasan dan rendahnya kepercayaan diri pada anak.
Studi dari American Psychological Association (APA) tahun 2020 menekankan pentingnya pendekatan berbasis bukti (evidence-based parenting). Mereka menemukan bahwa pola asuh yang tidak melibatkan komunikasi terbuka dan empati, meskipun dilakukan dengan niat baik, cenderung meningkatkan risiko masalah emosional dan perilaku pada anak di masa depan.
Sayangnya, banyak orang tua masih menganggap bahwa metode "asal anak nurut" sudah cukup. Padahal, tanpa evaluasi berdasarkan sains, metode ini berisiko menimbulkan luka pengasuhan yang berulang lintas generasi.
Solusi
Mengedukasi Diri dengan Ilmu Terkini
Orang tua zaman sekarang perlu membuka diri terhadap ilmu psikologi perkembangan anak. Buku parenting berbasis riset, seminar, dan konten edukatif dari profesional dapat menjadi bekal penting.
Refleksi Diri dan Pengalaman Masa Lalu
Kenali luka batin atau pengalaman tidak menyenangkan saat kecil. Apakah kita hanya mengulang pola lama tanpa disadari? Evaluasi diri adalah langkah awal untuk memutus rantai pengasuhan yang kurang sehat.

Gunakan Pola Asuh Positif
Terapkan pola asuh yang menyeimbangkan cinta dan batasan. Anak perlu merasa dicintai tanpa syarat, namun juga diberi batas yang konsisten untuk tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Terapi atau Konseling Keluarga
Bila sulit memutus pola lama yang sudah tertanam kuat, jangan ragu mencari bantuan profesional. Konseling keluarga bisa membantu menyusun ulang strategi pengasuhan yang sehat.
Penutup
Pola asuh yang diwariskan bukanlah warisan yang harus selalu diterima mentah-mentah. Dunia berubah, ilmu berkembang, dan kebutuhan anak juga berbeda dari generasi sebelumnya. Orang tua masa kini ditantang untuk lebih sadar, kritis, dan terbuka terhadap perubahan demi menciptakan generasi yang lebih sehat secara mental dan emosional. Mari hentikan siklus pengasuhan tanpa evaluasi ilmiah dan mulai membesarkan anak dengan ilmu, empati, dan kesadaran.
#rumahpulih #polaasuhpositif #parentingindonesia
Iklan / Sponsor


